Senin, 02 Januari 2012

PAKLOBUTRAZOL PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibenthinus)

PENDAHULUAN

Teknologi zat pengatur tumbuh belakangan ini berkembang sangat pesat, diikuti dengan semakin meluasnya penggunaan zat tersebut dalam praktik budidaya tanaman, tidak ketinggalan dalam manipulasi produksi buah-buahan di luar musim. Peggunaan zat pengatur tumbuh merupakan salah satu cara yang paling memungkinkan untuk mengatur pembungaan. Zat pengatur tumbuh adalah suatu senyawa organic yang mampu menghambat pemanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun dan secara tidak langsung memperngaruhi pembungaan, menghambat pembelahan dan pembesaran sel pada meristem sub-apikal tanpa menyebabkan perumbuhan yang abnormal. Zat pengatur tumbuh berfungsi menurunkan aktivitas enzim proteilitik sehingga degradasi protein menjadi terhambat, menekan laju respirasi tetapi meningkatkan RNA, protein, sukrosa, pati dan klorofil yang semuanya menunjang terjadinya pembungaan. Jenis zat pengatur tumbuh yang paling sering digunakan untuk memacu pembungaan pada tanaman buah-buahan adalah paklobutrazol ( Mehouachi, et all., 1996).
Paklobutrazol merupakan zat penghambat tumbuh (growth retardant), bersifat menghambat biosintesis giberelin yang sudah banyak dibuktikan sangat efektif menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga penggunaan zat tersebut dapat merangsang terjadinya pembungaan. Paklobutrazol dengan rumus empiris C15H20CIN3O menghambat biosintesis giberelin pada oksidasi entkaurena untuk menjadi asam ent-kaurenoid (Sponel, 1995). Pemberian Paklobutrazol akan  menghambat pertumbuhan dan meningkatkan jumlah gula tersimpan di pucuk, yang pada umumnya pada tanaman buah, kandungan giberelin yang tinggi akan menghambat pembungaan dimana giberelin menstimulasi pertumbuhan dan meningkatkan suplai karbon pucuk, yang apabila diberi paklobutrazol akan terjadinya penurunan drastis pada kandungan giberelin (GA3, GA5, dan GA2) sehingga tanaman akan menginduksi bunga ( Rai, et all, 2004).
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol, Cultar, Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan, batang dan dahan getas, daun menge­riting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian (Rai Nyoman dan Roedhy Poerwanto,2008).

















PEMBAHASAN

Budidaya durian di Indonesia tergolong masih sederhana atau masih belum dilakukan secara intensif, namun demikian sejak satu dekade terakhir, di beberapa tempat seperti di Bogor, Jombang, Malang, dan Pasuruan durian sudah di kebunkan dengan perawatan intensif. terdapat lebih dari 70 jenis durian budidaya , puluhan diantaranya telah diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Beberapa diantaranya adalah durian sukun, Petruk, sitokong, simas, sijamas, dll. Durian adalah tanaman yang berbunga sempurna dan menyerbuk silang. Bunga tumbuh bergerombol pada batang atau cabang utama, cabang primer, sekunder da tersier. Sekelompok bunga nya terdiri atas 40-50 kuntuk. Waktu yang siperlukan hingga mekarnya bunga sejak kuncup sekitar 6-8 minggu. Bunga mekar sore hingga malam hari. Masa berbunga durian cukup singkat , yaitu hanya 2-3 minggu dan rontok buah  muda sangat tinggi. Penyerbukan secara alami berlangsung melalui bantuan angin dan hewan. Penyerbukan alami akan menghasilkan nilai fruit set ( persentase bunga yang berkembang menjadi buah ) rendah, yaitu hanya 3-5,4% (Ashari,2004), Hal tersebut disebabkan dua hal, yaitu penyerbukan yang kurang sempurna atau terjadinya inkompabalitas. Gugur buah muda terjadi karena adanya kompetisi dalam mendapatkan hasil fotosintesis. Tanaman durian menghasilkan bunga dalam jumlah besar, walaupun bunga yang berada di tanaman diserbukkan semuanya, tanaman tersebut akan melakukan seleksi alami menurut kemampuannya dengan merontokkan sejumlah buahnya. Dengan demikian terdapat semacam batas maksimal jumlah buah yang dapat dihasilkan oleh tanaman durian, oleh karena itu budidaya durian memerlukan tindakan untuk meminimalisasi tingkat kompetisi sekaligus untuk memberi kesempatan pada bunga yang kuat agar jumlah dan distribusi bunga diserbukkan , di tiap ranting dalam kanopi tanaman, kemudian buah muda yang terbentuk diseleksi sedemikian rupa agar berkembang menjadi buah yang bernas dan sehat dengan penggunaan zat pengatur tumbuh yaitu Paklobutrazol.
Pemeliharaan yang baik, pada umur sekitar 5-6 tahun tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada musim kemarau , yakni bulan juni-september sehingga bulan oktober – februari buah sudah dewasa dan siap petik. Untuk mendapatkan ketersediaan durian yang melimpah, maka dilakukan pembungaan durian diluar musim dengan aplikasi zat pengatur tumbuh dan stress air diketahui dapat memodifikasi kondisi fisiologi tanaman durian sehingga waktu pembungaan bisa diatur. Beberapa zat pengatur tumbuh dapat digunakan untuk menginduksi pembungaan sekaligus meningkatakan fruit set, salah satunya yang paling umum digunakan adalah paklobutrazol dengan nama dagan Cultar 250 EC.
Upaya memproduksi durian diluar musim dengan menggunaka zat pengatur tumbuh . Zat pengatur tumbuh atau retardant adalah tipe senyawa organik sintetik yang menghambat perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun, dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal, seperti paklobutrazol. paklobutrazol akan menghambat biosintesis giberelin dengan menghambat oksidasi ent-kaurene menjadi asam ent-kaurenoat. paklobutrasol ini dapat digunakan pada semua tanaman berkayu yang merupakan tanaman berbiji terbuka atau angiospermae rumus empiris paklobutrazol adalah C15H20C1N3O dengan rumuh kimia (2RS,3RS)-1-(4-chlorophenyl)-4,4-dimethyl-2-(1H-1,2.4 triazol-1-yl) pentana-3-ol.  Menurut Utama (2003), tanaman yang diberi paklobutrazol 15 g/tanaman disertai dengan teknik mulsa-drainase selama dua bulan dapat berbunga lebih dari 3000 kuntum bunga per tanaman pada lebih dari 200 mata tunas yang menghasilkan bunga. Hasil penelitian rahmi DW (2005) menunjukkan bahwa perlakuan paklobutrazol berpengaruh  nyata terhadap penghambatan pertumbuhan vegetatif tanaman durian.  Penghambatan pertambahan panjang tunas dan penurunan intensitas trubus  tertinggi berturut-turut adalah 45% dan 49% ditunjukkan oleh perlakuan  paklobutrazol dosis 0.75 g .  Penghambatan pertambahan jumlah daun dan  panjang cabang sekunder tertinggi  berturut-turut adalah 67% dan 69%  ditunjukkan oleh perlakuan paklobutrazol dosis 1.5 g,  namun perlakuan  paklobutrazol belum dapat menginduksi pembungaan(Wahyuni,2005). 
Faktor-faktor penting sebelum dilakukan aplikasi zat pengatur tumbuh adalah tanaman sudah pernah berbunga, kondisi tanaman saat diberikan perlakuan harus dalam keadaan sehat dan vigor,tanaman telah melewati fase juvenil serta pemeliharaan dilakukan dengan baik terutama pemangkasan dan pemupukan. Tanaman yang sudah pernah berbunga menandakan sudah dewasa untuk berproduksi sehingga pertumbuhannya bagus. Paklobutrazol berfungsi mengistirahatkan titik tumbuh sehingga sel berhenti membelah, sehingga hasil fotosintesis meningkat dan C:N rasio tinggi, Hal ini akan merangsang titik tumbuh untuk mengeluarkan bunga, bukan daun. Pemberian paklobutrazol pada tanaman sehat akan merangsang munculnya bunga tanpa mengganggu fase vegetatif, akan tetapi pada tanam sakit atau pemberian dosis yang terlalu tinggi menyebabkan pertumbuhan tunas dan pucuk akan terhambat. 
Paklobutrazol dapat diserap oleh tanaman melalui daun atau akar, kemudian ditranslokasikan secara akropetal melalui xilem, selanjutnya senyawa tersebut mencapai meristem sub apikal dan manghambat biosintesis giberelin dengan cara menghambat oksidasi ent-kaurene menjadi asam kaurenoat. Menurut Voon et al., (1992), perlakuan lebih efektif ialah penyemprotan  lewat tanah daripada lewat daun, karena kelarutan paklobutrazol rendah dalam air dan relatif immobil dalam floem sehingga aplikasi lewat tanah lebih efektif dan efeknya bertahan lebih lama( EW. Yasinta Ratna , 2003).














KESIMPULAN

1.      Perlakuan paklobutrazol dapat menghambatan pertumbuhan vegetatif tanaman durian, yaitu pada  penghambatan pertambahan panjang tunas dan penurunan intensitas trubus  tertinggi berturut-turut adalah 45% dan 49% ditunjukkan oleh perlakuan  paklobutrazol dosis 0.75 g , dan Penghambatan pertambahan jumlah daun dan  panjang cabang sekunder tertinggi  berturut-turut adalah 67% dan 69%  ditunjukkan oleh perlakuan paklobutrazol dosis 1.5 g,  Namun perlakuan  paklobutrazol belum dapat menginduksi pembungaan.
2.      Paklobutrazol berfungsi mengistirahatkan titik tumbuh sehingga sel berhenti membelah, sehingga hasil fotosintesis meningkat dan C:N rasio tinggi, Hal ini akan merangsang titik tumbuh untuk mengeluarkan bunga, bukan daun.
3.      Perlakuan lebih efektif ialah penyemprotan  lewat tanah daripada lewat daun,













DAFTAR PUSTAKA
Ashari , M.2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial.Bayumedia Publishing. Malang
EW.Yasinta Ratna .2003.Induksi Pembungaan Mangga Varietas Manalagi Dengan Aplikasi Paklobutrazol Dan Kno3 Dan Studi Pembungaannya.Skripsi.Jurusan Biologi.Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.bogor
Mehouachi,et all.1996. Effect of Giberelic Acid and Paklobutrazol on Growth and Carbohydrate Accumulation in Shoots and Roots of Citrus Rootstock Seedlings.J.Hort.Sci.
Rai,et all.2004.Shoot Growth, Distribution of 13 C-Photosynthates and Mineral Contents in Seedling and Grafted Mangosteens Trees.J.trop agric. Japan.
Rai, Nyoman,dan Roedhy Poerwanto.2008. Memproduksi Buah Di Luar Musim. Lily publisher. Yogyakarta.
Sponel VW.1995. The Biosynthesis Metabolisem of Gibberellins in Hinger Plants in Davies Pj .Plant Hormoses.Physiology, Biochemistry and Molecular Biology.2th Edition.Netherlands.Kulwer Academic Publisher.
Utama, V.P.2003. Pengaruh Dosis Paklobutrazol dan Mulsa-Drainase Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Durian.Skiripsi.Jurusan Budidaya Pertanian.Faperta IPB.Bogor.
Wahyuni ,Rahmi Dian .2005. Pengaruh Aplikasi Paklobutrazol dan KNO3 Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Durian (Durio zibethinus murr.) Cv. Monthong . Skripsi. Jurusan Agronomi dan Hortikultura . Faperta IPB.Bogor.

1 komentar: