Senin, 06 Agustus 2012

life...

sendu yang menerpa nirwana dunia jingga ku
berperawak biru namun lugu
semua yang kuduga, semakin tak berarah
lentera hati pun telah sirna ditelan prasangka

nafas yang berhembus seperti tak berharga lagi
air mata tangis yang kian menderu pun telah merasa letih untuk mengalir
semua tampak semakin memudar,,,

apakah cita masih dapat ku gantungkan dilangit yang telah sepi
apakah masih ada sisa-sisa lilin kemarin?

malam ini semakin terasa dingin, dan menusuk kelu

ku pejamkan mata...

agar semua semakin indah

meski ku sadari, semua fana

namun bukankah kita memang hidup dalam dunia yang fana??

mimpi yang sangat panjang...

Kacamata Yang Kotor

Suatu ketika ada seorang DPR yang tugas keluar negeri untuk studi banding tentang tata kenegaraan ke suatu negara. Kedudukannya adalah ketua rombongan, sehingga wajar kalau disegani oleh seluruh anggota rombongan. Usianya sudah cukup untuk dikatakan tua. Agak kesulitan jika melihat sesuatu yang ada didekatnya. Oleh karenanya, saat membaca, saat melihat sesuatu yang dekat dibutuhkan alat bantu berupa kacamata.
Semua tugas telah dilaksanakan, tibalah saatnya waktu yang dinanti-nantikan. Yaitu free time yang biasa diisi dengan pergi ketempat wisata dan berbelanja atau sekedar membeli oleh-oleh. Sesuai pesanan keluarga, oleh-oleh kali ini berupa hiasan yang bisa dipasang di dinding, atau di meja ruang keluarga.

Tiap mengunjungi tempat wisata, selalu keluar kata-kata kagum dan pujian. Tentunya hal ini diangguki oleh para pendampingnya. Selesai agenda jalan-jalan, selanjutnya adalah mencari cendera mata.
Kali ini tujuan adalah ke toko penjual cendera mata. Diperhatikannya tiap pernik cendera mata dengan seksama, dan tentunya memakai kacamata ka. Namun ternyata ketua rombongan ini kurang berkenan dengan cendera mata yang dipajang di toko. Perkataan yang keluar hanyalah ungkapan-ungkapan negatif. Ya kotorlah, kurang bagus, warna yang berantakan, dan lain-lain. Terpaksa pindah ke toko lain. Di toko lain pun, tetap sama, hingga akhirnya keluar masuk toko hingga pulang ke Indonesia dengan tidak membawa apa yang dipesankan keluarga.

Sesampainya di rumah, barulah sadar jika kacamata yang ia pakai ternyata kotor. :).


Sobat,,,,,,,,,,,,


Cerita diatas menggambarkan bahwa segala peristiwa dan kejadian dalam kehidupan ini akan terlihat positif ataupun tidak tergantung dari kacamata yang kita pakai. Kacamata yang kita pakai akan membentuk persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku.

Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi tersebut akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan selanjutnya.

Dr. Wayne Dyer mengatakan, “When you change the way you look at things, the things you look at change. – Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah.”

Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.

little mistake,

Dikisahkan dua orang laki-laki bekerja keras membuat sebuah perahu. Ketika sedang sibuk bekerja mereka berdua menemukan rayap disebuah papan. Salah seorang dari mereka kemudian ingin membuang papan itu tapi temannya melarang. Dia berkata, ”kenapa papan ini dibuang? Kan sayang. Lagipula tidak ada masalah. Cuma kena rayap sedikit saja.”
Karena tidak ingin mengecewakan temannya, papan yang ada rayapnya pun digunakan untuk membuat perahu. Selang beberapa hari, perahu pun selesai dan sudah bisa digunakan untuk melayari lautan.

Tapi beberapa tahun kemudian, rayap-rayap itu ternyata bertelur dan menetas. Rayap-rayap itu kemudian menggerogoti kayu kapal. Bahkan rayap-rayap itu menyebar kemana-mana hingga memakan kayu yang ada di lambung kapal.

Kapal terus digunakan dan tak seorang pun sadar hingga akhirnya, kayu-kayu perahu itu pun mulai keropos. Dan, ketika dihantam oleh ombak besar, air berhasil menembus masuk dari celah-celah dan lubang-lubang kayu.

Karena hujan juga sering turun dengan deras, para awak perahu tidak mampu lagi menguras air yang masuk ke dalam perahu sehingga akhirnya perahu itu karam. Di dalamnya terdapat barang-barang berharga dan nyawa manusia.

....

Sahabatku, Kalau saja kita sadar bahwa malapetaka besar ini sebenarnya berasal dari hal yang kecil dan tidak berharga seperti papan yang sudah kena rayap. Kalau saja ketika membuat perahu dahulu papan itu dibuang, tentu saja malapetaka ini bisa dicegah.

Dan, begitulah  pada kenyataannya seringkali kita tidak sadar pada perbuatan-perbuatan yang sepele dan kita anggap kesalahan kecil tapi tanpa sadar kita  justru sedang menantikan malapetaka yang besar di kemudian hari.

orang arif bijak pernah berkata :"Berhati-hatilah dan berhematlah atas pengeluaran-pengeluaran kecil. karena kebocoran kecil bisa mengaramkan kapal."

Semoga bermanfaat...^_^