Kamis, 04 April 2013

goes to Tuban (Jawa Timur)



     GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN TUBAN

    1.      Geografi dan Administrasi
Kabupaten Tuban terletak di sebelah barat laut propinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Tengah, pada posisi 1110.30 – 1190.35 bujur timur 60.40 – 70.18 lintang selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
-          Sebelah Utara : Laut Jawa
-          Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan
-          Sebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro
-          Sebelah Barat : Provinsi Jawa Tengah(Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora).
Luas wilayah daratan Kabupaten Tuban adalah 1.839,94 km2 dengan panjang pantai 65 km dan luas wilayah lautan sebesar 22.608 Km2. Disepanjang pantai utara dan wilayah perkotaan bagian timur selatan dan barat merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 150 dpl. Sedangkan wilayah bagian tengah berada pada ketinggian 150 – 450 dpl. Luas wilayah kabupaten Tuban 1.893,94 km dengan panjang pantai 65 km dan luas lautan 22.608 km. Berdasarkan karakteristik fisik wilayah Kabupaten Tuban terbagi menjadi 4 kawasan yaitu:
a. Bagian utara merupakan kawasan pantai, relatif subur untuk pertanian dan
    perikanan.
b. Bagian tengah merupakan kawasan gugusan pegunungan kapur yang mempunyai
    kandungan bahan tambang galian C cukup potensial.
c. Bagian selatan merupakan lahan pertanian penghasil padi yang potensial bagi
    kabupaten Tuban.
d. Bagian tenggara merupakan daerah aliran sungai Bengawan Solo, merupakan
    kawasan potensi untuk pertanian dan sumber daya air tawar.



Kabupaten Tuban termasuk dalam koridor utara. Karidor utara secara umum merupakan daerah terbelakang (lagged) (Laporan Hasil Studi ADD Kabupaten Tuban,). Secara administrative kabupaten Tuban terbagi dalam 20 kecamatan, 328 desa/kelurahan (311 Desa dan 17 Kelurahan), 875 dusun, 1.749 RW dan 6.757 RT (Kabupaten Tuban Dalam Angka 2010, 24 - 25)
KECAMATAN IBU Tabel  Daftar Kecamatan di Kabupaten TubanA/KELURAHAN
Kecamatan
Jumlah desa/kelurahan
Kenduruan
9
Bangilan
14
Senori
12
Singgahan
12
Montong
13
Parengan
18
Soko
23
Rengel
16
Grabagan
11
Plumpang
18
Widang
16
Palang
19
Semanding
17
Tuban
17
Jenu
17
Merakurak
19
Kerek / Margomulyo
17
Tambakboyo
18
Jatirongo
18
Bancar
24

     2.      Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Tuban berdasarkan data tahun 2009 adalah 1.124.508 orang dengan komposisi laki-laki sebanyak 557.115 orang dan perempuan sebanyak 567.393 orang. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Semanding dengan jumlah 93.728 orang sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Kenduruan yaitu sebanyak 27.188 orang. Kepadatan penduduk cenderung meningkat. Kepadatan penduduk berdasarkan data tahun 2006 adalah 611 jiwa/km2.

   3.      Sarana Pendidikan
Jumlah sekolah (negeri dan swasta) dan jumlah murid di Kabupaten Tuban disajikan dalam tabel berikut:
Tabel . Jumlah sekolah dan murid di Kabupaten Tuban
Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Rasio
Tingkat pendidikan
Jumlah sekolah
Jumlah sisa
Taman Kanak-Kanak 
591
24.644
Sekolah Dasar
784
102.384
SLTP 
155
46.834
SMU
65
17.534
SMK
24
10.036
Jumlah  
1619
201.432

Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Tuban adalah 33 unit puskesmas, 54 unit puskesmas pembantu dan 63 unit puskesmas keliling. Puskesmas terdapat di semua kecamatan jumlahnya 1 atau 2 unit di masing-masing desa. Terdapat 30 orang dokter umum, 119 perawat, 15 dokter gigi, 13 perawat gigi dan 282 bidan yang tersebar di puskesmaspuskesmas Kabupaten Tuban.
  4.      Agama
Berdasarkan data tahun 2009, jumlah pemeluk agama Islam di Kabupaten Tuban adalah sebanyak 1.133.588 orang, Protestan 5.055 orang, Katolik 1.645 orang, Budha 594 orang, Hindu 295 orang dan 21 orang penganut agama/kepercayaan lainnya. Di Kabupaten Tuban terdapat 851 mesjid, 5.771 mushola, 34 gereja dan 2 klenteng. Jumlah mesjid terbanyak di Kecamatan Soko dan Kecamatan Plumpang masing-masing 73 dan 72 mesjid dan paling sedikit jumlah mesjidnya di Kecamatan Senori dan Tambakboyo (masing-masing 25 mesjid). Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban, 13 kecamatan terdapat gereja sedikitnya 1 buah. Gereja terbanyak terdapat di Kecamatan Tuban (12 gereja) kemudian di Kecamatan Semanding dan Jatirogo (masing-masing terdapat 4 gereja). Klenteng hanya terdapat di Kecamatan Tuban. Di kabupaten Tuban juga terdapat banyak pesantren. Ada 152pesantren di seluruh Kabupaten Tuban dengan jumlah santri 28.897 orang. Jumlah pesantren terbanyak berada di Kecamatan Rengel (17 pesantren). Kecamatan Grabagan merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Tuban yang tidak memiliki pesantren di wilayahnya.
  5.      Kemiskinan
Jumlah keluarga fakir miskin di Kabupaten Tuban pada tahun 2009 adalah sebanyak 95.939 keluarga dan terdapat 2.765 keluarga yang tempat tinggalnya tak layak huni.

  Industri Kerajinan Rumah Tangga
Batik 730 Sentranya di Kecamatan Kerek (730 usaha),
   

   HASIL SURVEI DI KECAMATAN KEREK

Kecamatan Kerek termasuk wilayah kecamatan yang lokasinya di tengah wilayah kabupaten Tuban. batas-batas geografis Kecamatan Kerek adalah sebagai berikut:

  -  Batas Utara Kecamatan Tambakboyo
  -  Batas Timur Kecamatan Merakurak
  -   Batas selatan Kecamatan Montong
  -  Batas Barat Kecamatan Bangilan

Kecamatan Kerek memiliki luas wilayah 109,5 Km2. Pusat pemerintahan Kecamatan Kerek berlokasi di Desa Margo Mulyo. Jarak pusat pemerintahan kecamatan ke ibu kota kabupaten adalah sekitar 0,7 Km. Jumlah penduduk Kecamatan Kerek berdasarkan data tahun 2009 adalah sebanyak 67.762 jiwa, total terdapat 17.845 kepala keluarga. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 33.124 orang laki-laki dan 34.638 orang perempuan. Sex ratio penduduknya 95.63. Di semua desa di Kecamatan Kerek jumlah penduduk wanitanya lebih banyak daripada penduduk laki-laki kecuali di desa Hargoretno. Khusus di desa Hargoretno penduduk perempuannya lebih sedikit disbanding penduduk laki-laki (penduduk laki-laki 1.974 jiwa dan perempuan 1.493 jiwa).
Konsentrasi penduduk terbanyak di desa Karanglo dan desa Margo Mulyo dengan kepadatan penduduk masing-masing 1.490 dan 1.376. Secara administratif, Kecamatan Kerek terdiri dari 17 desa sebagai berikut:1). Gemulung; 2). Sumber Arum; 3) Wolutengah; 4) Margo Mulyo; 5) Trantang; 6) Jarorejo; 7) Sidonganti; 8) Margorejo; 9) Tegger Wetan; 10) Gaji; 11) Hargoretno; 12) Kedungrejo; 13) Temayang; 14) Kasiman; 15) Padasan; 16) Mliwang; 17) Karanglo.

Peta Kemiskinan dan Potensi Mustahik Zakat
Sebagian penduduk Kecamatan Kerek masih hidup dibawah garis kemiskinan. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari pendapatan, tempat tinggal dan lain-lain. Di Kecamatan Kerek ada total 5.910 KK yang dikategorikan sebagai keluarga miskin. Data penerima raskin (beras untuk masyarakat miskin) di Kecamatan Kerek disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. Data jumlah penerima raskin di Kecamatan Kerek tahun 2010
No.
Nama kecamatan
Jumlah KK
Total (Kg)
1.
Margomulyo
322
4830
2.
Jarorejo
334
5010
3.
Hargoretno 
249
3735
4.
Tenggerwetan
382
5 730
5.
Sidoganti
505
7 575
6.
Trantang
234
3510
7.
Gemulung
703
10545
8.
Walutengah
710
10650
9.
Gaji
870
13050
10.
Kedungrejo
242
3630
11.
Margorejo
412
6180
12.
Temayang
123
1845
13.
Padasan
225
3375
14.
Karanglo
313
4695
15.
Sumberana
135
2025
16.
Kasiman
86
1 290
17.
Mawang
65
975

Total 
5910
88650

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa kantong-kantong kemiskinan paling banyak terdapat di Desa Gaji oleh karena itu, survey di fokuskan ke desa Gaji.
Potret Umum Desa Gaji
Desa Gaji berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
   -   Sebelah utara : Berbatasan dengan desa Dasin Kec. Tambakboyo
   -   Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Kedung Rejo Kec. Kerek
   -   Sebelah selatan : Berbatasan dengan desa Tengger Wetan  Kec. Kerek
   -   Sebelah barat    : Berbatasan dengan desa Wolutengah Kec. Kerek
Luas wilayah desa Gaji sekitar  775 Ha dengan tata guna lahan sebagai berikut:
Tata Guna Lahan
Luas (Ha)
Pemukiman
56
Sawah
256
Ladang/Tegalan
463
Jumlah
775
Desa Gaji terdiri dari 4 dusun yaitu: Dusun Sidodadi, Dusun Sidomulyo, Dusun Karang Binangun & Dusun Sidorejo. Jumlah penduduk desa Gaji menurut data BPS tahun 2010 adalah sekitar 7.438 jiwa terdiri dari 3.705 laki-laki dan 3.733 wanita. Total terdapat  2.135 kepala keluarga. Secara umum desa Gaji merupakan wilayah pertanian. Desa Gaji mayoritas penduduknya adalah petani yaitu sebesar  6.768 orang (91%) dari jumlah penduduknya. Sisanya bergerak dalam bidang industri rumah tangga, jasa, perdagangan dan lainnya.
                  Penduduk desa Gaji pemilik sawah dan ladang/tegalan ada sekitar  1.946 orang dan 167 orang buruh tani. Pemilik ternak sapi ada 918 orang, pemilik ternak kambing ada 572 orang, pemilik ternak domba ada 28 orang, pemilik ayam kampung ada 250 orang, pemilik ayam broiler ada 1 orang dan pemilik kuda ada 2 orang. Dibidang industri kerajinan, pemilik usaha kerajinan ada 3 orang dan buruh usaha kerajinan ada 4 orang. Sedangkan dibidang perdagangan ada 10 kios/toko dengan tenaga kerjanya ada 13 orang. Bidang lainnya diantaranya; PNS 15 orang, TNI 2 orang, POLRI 2 orang, bidan swasta 1 orang, perawat swasta 1 orang, pensiunan PNS 4 orang, tukang kayu 52 orang, tukang batu 26 orang, tukang jahit/bordir 3 orang, tukang pijat/urut/pengobatan 2 orang, penarik becak 11 orang dan pemilik andong/dokar 2 orang.
                  Tingkat pendidikan formal warga desa Gaji pada usia produktif (umur 18-56 tahun) umumnya masih relatif rendah. Tingkat pendidikan warga desa Gaji ditampilkan dalam tabel berikut;
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Buta aksara dan huruf/angka latin
602 orang
Tidak Tamat SD
1.391 orang
Tamat SD
471 orang
Tamat SLTP
478 orang
Tamat SLTA
145 orang
Tamat Perguruan Tinggi
38 orang

Pengangguran di desa Gaji umumnya terdapat  pada usia produktif  (umur 18-56 tahun) mencapai 3.145 (Profil Desa, 2012). Hal tersebut membuat sebagian pemuda menjadi TKI  ke Malaysia, Singapore &  Brunei, akan tetapi karena menjadi TKI legal membutuhkan biaya yang besar yaitu Rp.14.000.000, maka warga lebih memilih menjadi TKI illegal, cukup dengan biaya Rp.4.000.000 melewati agen yang berasal dari desa wolutengah dan sudah mereka percayai. Sebenanya keberadaan perusahaan Semen Gresik dan Indocement Holcim memberikan peluang kerja kepada anggota keluarga petani untuk bekerja sebagai karyawan bila memenuhi syarat, sehingga dapat menaikkan taraf pendapatan keluarga. Hanya saja sangat sedikit dari anggota keluarga para petani yang memenuhi kualifikasi karena pada umumnya berpendidikan rendah.
      1.      Sarana dan Transportasi
Sarana perdagangan desa berupa 1 pasar tradisional yang buka tiap hari pada pagi hari (jam 5.30-07.30 Wib). Transaksi yang terjadi diantaranya jual beli sembako, jual beli hasil tani (sayuran, buah-buahan, dan lain-lain), jual beli pakaian dan jual beli kebutuhan hidup lainnya. Karena ikan termasuk menu pokok masyarakat, seringkali ikan digunakan sebagai penyedap rasa pada sayur sehingga setiap hari para penjual ikan berkeliling desa untuk menjajakan dagangannya pada pukul 15.00-17.00. jika ikan tersebut tidak habis terjual, ikan tersebut akan diasapi agar awet dan dapat dijual pada keesokan harinya.





 Sarana tranportasi lokal berupa angkot yang beroperasi dari alun-alun tuban sampai  kecamatan Kerek dan hanya ada pada pukul 02.00 sampai 15.00,  motor dan sepeda onthel tetapi sepeda onthel sangat mendominasi, karena umumnya masyarakat memodifikasi sepeda onthel/pancal dengan perlengkapan manual untuk jasa angkut pertanian dan lainnya. Jarak dari desa Gaji ke Kecamatan Kerek adalah ±4 km, membutuhkan waktu 15 menit menggunakan sepeda motor. Akses jalan di desa Gaji  menuju Kecamatan sangat baik, dan adapun akses jalan di dusun-dusun Desa gaji cukup baik, dapat diakses menggunakan sepeda motor. 


Sarana sumber air desa yang masih berfungsi berupa; 1 PAM desa, 4 sumur gali, 4 embung/telaga dan 1 bak umum. untuk dapat mengakses air PAM warga harus menyambung pipa dengan biaya Rp. 1.000.000,- (untuk uang sambungan) dan pengadaan pipanisasi berkisar Rp.500.000,-  untuk jarak 150 m dari PAM, akan tetapi hal tersebut tergantung jauh atau tidaknya letak rumah dengan letak PAM dan setiap bulan membayar RP.50.000sampai Rp.60.000 dari total KK sebanyak 2.135, baru 500 KK yang mampu menyambung pipa dari PAM dan sebagian besar lainnya untuk mengakses air bersih  dengan cara membeli air dari tetangga yang telah memiliki akses air PAM sebesar Rp.100 sampai Rp.250 per 50 liter maka  dalam 1 bulan biaya yang dikeluarkan adalah  ± Rp.25.000/KK.
Sebagian besar warga desa Gaji, tidak memiliki sarana MCK yang memadai di rumahnya, sehingga seringkali warga memanfaatkan lahan sawah sebagai tempat buang air besar dan sebagian lainnya menggunakan WC nyemplung. Hal tersebut diduga disebabkan kurang nya kesadaran terhadap sanitasi dan rendahnya tingkat pendidikan warga.

Sarana ibadah di desa Gaji didominasi oleh mushola-mushola milik pribadi, total mushola yang berada di desa gaji adalah ±45 mushola dan 2 masjid yang digunakan sebagai tempat shalat jumat. Di desa gaji, mushola yang sangat aktif dalam menyelenggarakan pengajian dan berbagai aktifitas keislaman lainnya. untuk pengajian anak-anak SD samapai SMP terdapat pembelajaran tajwid, sejarah wali (manaqib), fiqih, akidah akhlak, tartil qur’an, juz amma & yasinan. Dan untuk orang tua nya pengajian yasinan setiap hari jumat dan pembacaan kitab nashoul qulibat. Aktifitas  pengajian di mushola-mushola di kelola secara mandiri oleh masing-masing ustadz yang berada dimushola tersebut sehingga warga akan kurang antusias apabila ada tokoh agama dari luar, datang mengisi pengajian di mushola tersebut.

      2.      Kondisi Pertanian
Komoditas utama pertanian di desa Gaji adalah; jagung, padi, kacang tanah, ubi kayu/singkong dan cabe/lombok. Selama 1 tahun terdapat 2 musim tanam (MT). Lahan sawah pada MT 1 ditanami padi dan MT 2 ditanami jagung (kadang tumpang sari jagung-kacang) atau wijen. Pada lahan ladang/tegalan MT 1 ditanami jagung dan MT 2 ditanami tumpang sari kacang tanah-ubi kayu/singkong, atau tumpang sari cabe/lombok-ubi kayu/singkong, atau tumpang sari jagung-kacang.


Disamping bertani kebanyakan petani juga memelihara ternak berupa kambing, domba dan sapi sebagai pekerjaan tambahan. Rata-rata perpetani merawat 2-3 hewan ternak. Setelah dari sawah atau ladang mereka mencari pakan untuk kebutuhan pakan ternak mereka. Area pertanian desa Gaji berupa sawah dengan hamparan yang rata dan mengelilingi desa. Sedangkan untuk ladang/tegalan berada setelah sawah atau mengelilingi sawah. Tanah sawah berupa tanah liat hitam, dan ada pula yang agak berpasir. Lahan ladang/tegalan berupa tanah liat hitam dan merah.
Saluran irigasi di desa Gaji bisa di bilang tidak ada, yang ada hanya sebatas kali kecil yang berfungsi ketika hujan turun. Petani mengandalkan sepenuhnya pengairan pada air hujan. Jika dirasa tanaman kekurangan air petani mengambil air dari embung/telaga dengan cara menyedot dengan mesin pompa air atau dipikul (untuk tanaman selain padi). Praktek bank keliling atau rentenir masih banyak dijumpai meskipun beban bunganya tinggi hingga mencapai 25 % namun karena terpaksa petanipun mengambilnya.
Pada aspek budidaya mayoritas petani masih menggunakan teknik bertani turun-temurun. Petani belum melakukan perlakuan pada benih, belum menerapkan jarak tanam serta pemakaian pupuk dan pestisida berdasarkan kira-kira saja. Jenis pestisida kimia yang sering digunakan petani yaitu Decys, Regent, Matador, Sponsor dan Furadan. Untuk tanaman jagung petani mayoritas telah menggunakan benih jagung hibrida seperti Pioneer (P3, P7, P11) dan BISI 2. Hama yang umumnya menyerang lahan pertanian warga adalah rengit, dan kutu putih. Hal tersebut menyebabkan turunnya hasil panen hingga 3%.
Jika keadaan mendesak, hasil panen biasanya petani menjualnya ke tengkulak keliling. Tengkulak keliling tersebut lalu menjualnya ke tengkulak besar tingkat desa dan tengkulak besar kemudian menjualnya ke pedagang besar di Surabaya atau kota besar lainnya. Bagi petani besar, mereka menyimpan hasil penennya hingga harga naik, karena biasanya pada musim panen harganya pasti sangat rendah.
Dua jenis jagung yang ditanam petani, yaitu jagung putih dan kuning. Jagung kuning diolah sebagai pakan ternak dan jagung putih untuk keperluan makan sehari-hari. Jagung dikeringkan lalu disimpan, untuk keperluan makan sehari-hari mereka mengambilnya sesuai kebutuhan lalu menggilingnya menjadi tepung lalu mengolahnya menjadi nasi jagung. Sebagian besar warga desa gaji, masih mengkonsumsi nasi jagung sebagai pegganti nasi dari beras.


Kegiatan gotong royong masih sering dilakukan oleh warga desa Gaji. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan dengan gotong royong yaitu pembangunan sarana umum sepaerti masjid, musholla, madrasah, jalan dan lain-lain. Pada aktivitas pertanian yang masih di gotong royong kan yaitu pada waktu cabut bibit padi, petani bergantian saling membantu. Pada saat panen jagung sekali-kali juga masih dilakukan. Ritual budaya leluhur pada saat tanam padi ada juga yang masih dilakukan misalnya menaruh takir (daun yang di bentuk wadah) dan diisi berbagai sesaji. Harapanya dengan ritual seperti ini proses tanam akan lancar, tanaman bagus dan hasilnya melimpah. Ritual untuk menyembuhkan anak/orang sakit masih seirng diselenggarakan, menggunakan wayang orang berwajah perempuan cantik, ayang tersebut dimainkan sebagai pembuka upacara ruwat dan dilanjutkan do’a dan pemindahan penyakit/buang sial ke bunga-bunga dan sesaji yg telah disiapkan. Kemudian sesaji tersebut di buang di suatu tempat, dan keluarga yng telah di ruwat harus memberikan bungkusan kepada dalang sebagai ucapan terima kasih.
                                                                                  ~***~

  thax to :
  - Pendamping PT. Karya Masyarakat Mandiri di Tuban
  - Pendamping PT. Pertanian Sehat Indonesia di Tuban
  - Staff Pemerintah Kecamatan Kerek , Tuban-Jawa Timur
  - Staff Pemerintah Desa Gaji, Desa Kanoman, Desa Wolutengah, Desa Gemulung, Tuban-Jawa Timur
  - Masyarakat setempat