Idul adha merupakan hari raya dengan sejuta manfaat, diantaranya mendekatkan diri kepada Allah SWT, anjuran berqurban tertulis dalam Al quran surat Al Kausar ayat 1-3: “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”. Oleh karena itu,maka tak heran sebagian ulama pengikut Imam Malik berpendapat bahwa kurban wajib hukumnya, terutama bagi orang yang mampu. Sementara itu, mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi'i, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain menyatakan bahwa kurban hukumnya Sunnah Mu'akkadah (ditekankan);
Hikmah berqurban saat idul adha lain yang kaitan nya habluminallah adalah menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanyalah titipan Allah semata dengan berkaca pada kisah nabi ibrahim yang diberikan ujian oleh Allah dengan mengorbankan anak yang begitu dia cintai dan di nantikan nya yaitu Ismail untuk disembelih karena perintah Allah,yang pada akhirnya Allah mengganti nya dengan seekor domba. Hal tersebut sebagai hikmah bahwa kita memang sepatutnya tidak mencintai sesuatu melebihi cinta kita kepada Allah; manfaat lain dari berqurban juga adalah mensucikan diri dan harta benda, sebagai penghapus dosa serta bentuk syukur atas rezeki yang telah Allah titipkan untuk disalurkan kepada yang lebih membutuhkan. Sedangkan Hikmah berqurban dalam hal habluminannas yaitu qurban adalah salah satu instrument dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat yang kurang mampu, dimana saat idul adha ini menjadi ajang dalam perbaikan asupan gizi khususnya protein hewani.
Data dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada tahun 2020 proyeksi pasar hewan kurban terbesar ada di Jabodetabek dengan permintaan 184.000 ekor sapi (41 persen) dan 673.000 ekor kambing-domba (36 persen). Untuk daerah Jawa sendiri membutuhkan 273.000 ekor sapi dan 995.000 ekor kambing-domba. Secara nasional potensi ekonomi qurban Indonesia mencapai Rp 20,5 Triliun yang berasal dari 2,3 juta orang pequrban (shahibul qurban). Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20-80 kg, berat sapi antara 250-750 kg maka terdapat sekitar 117 ribu ton daging yang tersebar pada hari raya idul adha.
Menyikapi hal tersebut, pada hari raya idul adha akan terjadi distribusi daging qurban secara massif diseluruh daerah tentunya berdampak pada meningkatnya jumlah kemasan sebagai pembungkus daging yang akan diberikan kepada masyarakat. Kantong plastik yang sangat familiar dan mudah di peroleh masyarakat akan membuat jumlah penggunaan sampah plastic sekali pakai melonjak tinggi dan berdampak pada pencemaran lingkungan. Hal tersebut dikarenakan permasalahan yang amat klasik seperti kesadaran masyarakat yang masih minim terhadap bahaya timbunan sampah, system daur ulang sampah dan tampungan sampah di Indonesia yang belum memadai. Hal tersebut berakibat pada menumpuknya sampah di tempat penampungan akhir, pencemaran sungai yang berefek pada tersumbat nya saluran-saluran air sehingga terjadi pencemaran baik di tanah, air maupun udara dan menyebabkan banjir, pemanasan global serta menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.
Indonesia memang tampak tak bergeming dengan posisi nya sebagai pencemar laut kedua terbesar di dunia. Terbukti dengan data brand audit yang diperoleh Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) dalam Gerakan World Clean up Indonesia, ditemukan nya sampah jenis food packaging sebesar 63% yang mendominasi jenis sampah di pesisir pantai di 15 titik di Indonesia, berdasarkan material plastic nya terdapat 33% jenis PET dan 28% jenis LDPE. Pada kondisi pandemic seperti saat ini, Ibu Sapta Saptarina dari Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa terjadi lonjakan sampah hingga 27-36 % di Indonesia. Upaya KLHK sejak 2019 telah mengeluarkan surat edaran nomor SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/7/2019 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah kepada seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Himbauan ini ditujukan kepada setiap kepala daerah agar melarang warganya menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging kurban mendapatkan respons yang baik.
Upaya pemerintah ini tentu nya perlu di dukung dan diwujudkan oleh Lembaga zakat bersama barisan relawannya yang memegang peranan penting sebagai garda terdepan dalam pemerataan distribusi daging qurban ke seluruh pelosok daerah. Momentum Idul Adha dengan segudang hikmahnya harapan nya secara sadar dapat direfleksikan dan diaktualisikan bersama-sama oleh multi pihak sebagai wujud syukur dan upaya saling mendukung untuk upaya-upaya pelestarian lingkungan khusus nya pengendalian sampah di berbagai daerah dengan mengganti kemasan daging qurban yang semula plastic sekali pakai menjadi kemasan ramah lingkungan.
Gerakan Qurban Asik Tanpa Plastik dapat menjadi upaya dalam pengendalian sampah plastic saat hari raya dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan di antara nya besek yang banyak di temukan di daerah Jawa tengah , Jawa Barat atau daerah sentra penghasil bamboo lainnya, plepah pinang, daun pisang, daun jamblang dan lain-lain. selain mudah ditemukan disekitar kita, kemasan ramah lingkungan juga dapat terdaur ulang lebih cepat daripada plastic sekali pakai serta memiliki keamanan sebagai pengemas makanan karena tidak memiliki kandungan kimia.
Gerakan Qurban Asik Tanpa Plastik bertujuan mengajak semua lapisan masyarakat dan semua pihak agar dapat mengambil peran aktif untuk mempraktekan dan memperluas edukasi terkait upaya-upaya penjagaan lingkungan dengan mendorong kekuatan local wisdom setiap daerah untuk alternatif kemasan-kemasan lokal yang lebih ramah lingkungan. Agar upaya berbagi tidak hanya untuk hari ini dan mustahik, akan tetapi juga untuk keberlangsungan bumi agar senantiasa berseri.
- https://kumparan.com/dompet-dhuafa/kurban-asik-tanpa-plastik-1w0nLlxAy9x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar