GAMBARAN
UMUM WILAYAH KABUPATEN
TUBAN
1.
Geografi dan
Administrasi
Kabupaten Tuban terletak di sebelah
barat laut propinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan
propinsi Jawa Tengah, pada posisi 1110.30 – 1190.35 bujur timur 60.40 – 70.18
lintang selatan dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:
-
Sebelah Utara : Laut Jawa
-
Sebelah Timur : Kabupaten
Lamongan
-
Sebelah Selatan : Kabupaten
Bojonegoro
-
Sebelah Barat : Provinsi
Jawa Tengah(Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora).
Luas wilayah daratan Kabupaten
Tuban adalah
1.839,94 km2 dengan panjang pantai 65 km dan luas wilayah lautan sebesar 22.608
Km2. Disepanjang
pantai utara dan wilayah perkotaan bagian timur selatan dan barat merupakan dataran
rendah dengan ketinggian 0 – 150 dpl. Sedangkan wilayah bagian tengah berada pada
ketinggian 150 – 450 dpl. Luas wilayah kabupaten Tuban 1.893,94 km dengan
panjang pantai 65
km dan luas lautan 22.608 km. Berdasarkan karakteristik fisik wilayah Kabupaten Tuban terbagi
menjadi 4 kawasan yaitu:
a. Bagian utara merupakan kawasan
pantai, relatif subur untuk pertanian dan
perikanan.
b. Bagian tengah merupakan kawasan
gugusan pegunungan kapur yang mempunyai
kandungan
bahan tambang galian C cukup potensial.
c. Bagian selatan merupakan lahan
pertanian penghasil padi yang potensial bagi
kabupaten
Tuban.
d. Bagian tenggara merupakan daerah
aliran sungai Bengawan Solo, merupakan
kawasan
potensi untuk pertanian dan sumber daya air tawar.
Kabupaten Tuban termasuk
dalam koridor utara. Karidor utara secara umum merupakan daerah terbelakang (lagged) (Laporan Hasil Studi ADD Kabupaten Tuban,). Secara administrative kabupaten Tuban terbagi dalam 20 kecamatan, 328 desa/kelurahan (311 Desa dan 17 Kelurahan), 875 dusun, 1.749 RW dan 6.757 RT (Kabupaten Tuban Dalam Angka 2010, 24
- 25)
KECAMATAN
IBU Tabel Daftar Kecamatan di
Kabupaten TubanA/KELURAHAN
Kecamatan
|
Jumlah
desa/kelurahan
|
Kenduruan
|
9
|
Bangilan
|
14
|
Senori
|
12
|
Singgahan
|
12
|
Montong
|
13
|
Parengan
|
18
|
Soko
|
23
|
Rengel
|
16
|
Grabagan
|
11
|
Plumpang
|
18
|
Widang
|
16
|
Palang
|
19
|
Semanding
|
17
|
Tuban
|
17
|
Jenu
|
17
|
Merakurak
|
19
|
Kerek / Margomulyo
|
17
|
Tambakboyo
|
18
|
Jatirongo
|
18
|
Bancar
|
24
|
2.
Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Tuban berdasarkan data tahun 2009 adalah
1.124.508 orang dengan komposisi laki-laki sebanyak 557.115 orang dan perempuan
sebanyak 567.393 orang. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Semanding dengan
jumlah 93.728 orang sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan
Kenduruan yaitu sebanyak 27.188 orang. Kepadatan penduduk cenderung meningkat.
Kepadatan penduduk berdasarkan data tahun 2006 adalah 611 jiwa/km2.
3.
Sarana Pendidikan
Jumlah sekolah (negeri dan swasta) dan jumlah murid di Kabupaten
Tuban disajikan dalam tabel berikut:
Tabel . Jumlah sekolah dan murid di Kabupaten Tuban
Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Rasio
Tingkat pendidikan
|
Jumlah sekolah
|
Jumlah sisa
|
Taman Kanak-Kanak
|
591
|
24.644
|
Sekolah Dasar
|
784
|
102.384
|
SLTP
|
155
|
46.834
|
SMU
|
65
|
17.534
|
SMK
|
24
|
10.036
|
Jumlah
|
1619
|
201.432
|
Sarana kesehatan yang terdapat di
Kabupaten Tuban adalah 33 unit puskesmas, 54 unit puskesmas pembantu dan 63
unit puskesmas keliling. Puskesmas terdapat di semua kecamatan
jumlahnya 1 atau 2 unit di masing-masing desa. Terdapat 30 orang dokter umum, 119
perawat, 15 dokter gigi, 13 perawat gigi dan 282 bidan yang tersebar di
puskesmaspuskesmas Kabupaten Tuban.
4.
Agama
Berdasarkan data tahun 2009, jumlah pemeluk
agama Islam di Kabupaten Tuban adalah sebanyak 1.133.588 orang, Protestan 5.055 orang, Katolik 1.645
orang, Budha 594 orang, Hindu 295 orang dan 21 orang penganut agama/kepercayaan lainnya. Di
Kabupaten Tuban terdapat 851 mesjid, 5.771 mushola, 34 gereja dan 2 klenteng. Jumlah mesjid
terbanyak di Kecamatan Soko dan Kecamatan Plumpang masing-masing 73 dan 72 mesjid dan
paling sedikit jumlah mesjidnya di Kecamatan Senori dan Tambakboyo (masing-masing 25 mesjid).
Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban, 13 kecamatan terdapat gereja
sedikitnya 1 buah. Gereja terbanyak terdapat di Kecamatan Tuban (12 gereja) kemudian di
Kecamatan Semanding dan Jatirogo (masing-masing terdapat 4 gereja). Klenteng
hanya terdapat di Kecamatan Tuban. Di kabupaten Tuban juga terdapat banyak pesantren. Ada
152pesantren di seluruh Kabupaten Tuban dengan jumlah santri 28.897 orang. Jumlah
pesantren terbanyak berada di Kecamatan Rengel (17 pesantren). Kecamatan Grabagan merupakan
satu-satunya kecamatan di Kabupaten Tuban yang tidak memiliki pesantren di wilayahnya.
5.
Kemiskinan
Jumlah keluarga fakir miskin di Kabupaten Tuban pada tahun 2009
adalah sebanyak 95.939 keluarga dan terdapat 2.765 keluarga yang tempat tinggalnya tak
layak huni.
Industri Kerajinan Rumah Tangga
Batik 730 Sentranya di Kecamatan Kerek (730 usaha),
HASIL
SURVEI DI KECAMATAN KEREK
Kecamatan Kerek termasuk wilayah
kecamatan yang lokasinya di tengah wilayah kabupaten Tuban.
batas-batas geografis Kecamatan Kerek adalah sebagai berikut:
- Batas Utara Kecamatan
Tambakboyo
- Batas Timur Kecamatan
Merakurak
- Batas selatan Kecamatan
Montong
- Batas Barat Kecamatan
Bangilan
Kecamatan Kerek memiliki luas wilayah
109,5 Km2. Pusat pemerintahan Kecamatan Kerek berlokasi di Desa Margo
Mulyo. Jarak pusat pemerintahan kecamatan ke ibu kota kabupaten adalah
sekitar 0,7 Km. Jumlah penduduk Kecamatan Kerek berdasarkan data tahun 2009 adalah
sebanyak 67.762 jiwa, total terdapat 17.845 kepala keluarga. Jumlah penduduk tersebut
terdiri dari 33.124 orang laki-laki dan 34.638 orang perempuan. Sex ratio penduduknya
95.63. Di semua desa di Kecamatan Kerek jumlah penduduk wanitanya lebih banyak daripada penduduk laki-laki
kecuali di desa Hargoretno. Khusus di desa Hargoretno penduduk perempuannya lebih sedikit disbanding penduduk
laki-laki (penduduk laki-laki 1.974 jiwa dan perempuan 1.493 jiwa).
Konsentrasi penduduk terbanyak di desa Karanglo
dan desa Margo Mulyo dengan kepadatan penduduk masing-masing 1.490 dan 1.376.
Secara administratif, Kecamatan Kerek terdiri dari 17 desa sebagai berikut:1). Gemulung; 2). Sumber Arum; 3) Wolutengah; 4) Margo Mulyo; 5) Trantang; 6) Jarorejo; 7) Sidonganti; 8) Margorejo; 9) Tegger
Wetan; 10) Gaji; 11) Hargoretno;
12) Kedungrejo;
13) Temayang;
14) Kasiman;
15) Padasan;
16) Mliwang;
17) Karanglo.
Peta Kemiskinan dan Potensi Mustahik Zakat
Sebagian penduduk Kecamatan Kerek masih
hidup dibawah garis kemiskinan. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari pendapatan, tempat tinggal dan
lain-lain. Di Kecamatan Kerek ada total 5.910 KK yang dikategorikan sebagai keluarga
miskin. Data penerima raskin (beras untuk masyarakat miskin) di Kecamatan Kerek disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel. Data jumlah penerima raskin di Kecamatan
Kerek tahun 2010
No.
|
Nama kecamatan
|
Jumlah KK
|
Total (Kg)
|
1.
|
Margomulyo
|
322
|
4830
|
2.
|
Jarorejo
|
334
|
5010
|
3.
|
Hargoretno
|
249
|
3735
|
4.
|
Tenggerwetan
|
382
|
5 730
|
5.
|
Sidoganti
|
505
|
7 575
|
6.
|
Trantang
|
234
|
3510
|
7.
|
Gemulung
|
703
|
10545
|
8.
|
Walutengah
|
710
|
10650
|
9.
|
Gaji
|
870
|
13050
|
10.
|
Kedungrejo
|
242
|
3630
|
11.
|
Margorejo
|
412
|
6180
|
12.
|
Temayang
|
123
|
1845
|
13.
|
Padasan
|
225
|
3375
|
14.
|
Karanglo
|
313
|
4695
|
15.
|
Sumberana
|
135
|
2025
|
16.
|
Kasiman
|
86
|
1 290
|
17.
|
Mawang
|
65
|
975
|
Total
|
5910
|
88650
|
Berdasarkan
data tersebut tampak bahwa kantong-kantong kemiskinan paling banyak
terdapat di Desa Gaji oleh
karena itu, survey di fokuskan ke desa Gaji.
Potret
Umum Desa Gaji
Desa
Gaji berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara : Berbatasan dengan desa Dasin Kec. Tambakboyo
- Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Kedung Rejo Kec. Kerek
- Sebelah selatan : Berbatasan dengan desa Tengger Wetan Kec. Kerek
- Sebelah barat : Berbatasan dengan desa Wolutengah Kec. Kerek
Luas wilayah desa Gaji sekitar 775 Ha dengan tata guna lahan sebagai
berikut:
Tata Guna
Lahan
|
Luas
(Ha)
|
Pemukiman
|
56
|
Sawah
|
256
|
Ladang/Tegalan
|
463
|
Jumlah
|
775
|
Desa Gaji terdiri dari 4 dusun yaitu: Dusun Sidodadi, Dusun Sidomulyo, Dusun Karang Binangun & Dusun Sidorejo. Jumlah penduduk desa Gaji menurut data
BPS tahun 2010 adalah sekitar 7.438 jiwa terdiri dari 3.705 laki-laki dan 3.733
wanita. Total terdapat 2.135 kepala
keluarga. Secara umum desa Gaji merupakan wilayah pertanian. Desa Gaji
mayoritas penduduknya adalah petani yaitu sebesar 6.768 orang (91%) dari jumlah penduduknya.
Sisanya bergerak dalam bidang industri rumah tangga, jasa, perdagangan dan
lainnya.
Penduduk
desa Gaji pemilik sawah dan ladang/tegalan ada sekitar 1.946 orang dan 167 orang buruh tani. Pemilik
ternak sapi ada 918 orang, pemilik ternak kambing ada 572 orang, pemilik ternak
domba ada 28 orang, pemilik ayam kampung ada 250 orang, pemilik ayam broiler
ada 1 orang dan pemilik kuda ada 2 orang. Dibidang
industri kerajinan, pemilik usaha kerajinan ada 3 orang dan buruh usaha
kerajinan ada 4 orang. Sedangkan dibidang perdagangan ada 10 kios/toko dengan
tenaga kerjanya ada 13 orang. Bidang lainnya diantaranya; PNS 15 orang, TNI 2
orang, POLRI 2 orang, bidan swasta 1 orang, perawat swasta 1 orang, pensiunan
PNS 4 orang, tukang kayu 52 orang, tukang batu 26 orang, tukang jahit/bordir 3
orang, tukang pijat/urut/pengobatan 2 orang, penarik becak 11 orang dan pemilik
andong/dokar 2 orang.
Tingkat
pendidikan formal warga desa Gaji pada usia produktif (umur 18-56 tahun)
umumnya masih relatif rendah. Tingkat pendidikan warga desa Gaji ditampilkan
dalam tabel berikut;
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah
|
Buta aksara
dan huruf/angka latin
|
602
orang
|
Tidak Tamat SD
|
1.391 orang
|
Tamat SD
|
471
orang
|
Tamat SLTP
|
478 orang
|
Tamat SLTA
|
145
orang
|
Tamat
Perguruan Tinggi
|
38 orang
|
Pengangguran
di desa Gaji umumnya terdapat pada usia produktif (umur 18-56 tahun) mencapai 3.145 (Profil
Desa, 2012). Hal tersebut
membuat sebagian pemuda menjadi TKI ke
Malaysia, Singapore & Brunei, akan
tetapi karena menjadi TKI legal membutuhkan biaya yang besar yaitu
Rp.14.000.000, maka warga lebih memilih menjadi TKI illegal, cukup dengan biaya
Rp.4.000.000 melewati agen yang berasal dari desa wolutengah dan sudah mereka
percayai. Sebenanya keberadaan perusahaan Semen Gresik
dan Indocement Holcim memberikan peluang kerja kepada anggota keluarga petani
untuk bekerja sebagai karyawan bila memenuhi syarat, sehingga dapat menaikkan
taraf pendapatan keluarga. Hanya saja sangat sedikit dari anggota keluarga para
petani yang memenuhi kualifikasi karena pada umumnya berpendidikan rendah.
1.
Sarana
dan Transportasi
Sarana
perdagangan desa berupa 1 pasar tradisional yang buka tiap hari pada pagi hari
(jam 5.30-07.30 Wib). Transaksi yang terjadi diantaranya jual beli sembako,
jual beli hasil tani (sayuran, buah-buahan, dan lain-lain), jual beli pakaian dan
jual beli kebutuhan hidup lainnya.
Karena ikan termasuk menu pokok masyarakat, seringkali ikan digunakan sebagai
penyedap rasa pada sayur sehingga setiap hari para penjual ikan berkeliling
desa untuk menjajakan dagangannya pada pukul 15.00-17.00. jika ikan tersebut
tidak habis terjual, ikan tersebut akan diasapi agar awet dan dapat dijual pada
keesokan harinya.
Sarana
tranportasi lokal
berupa angkot yang beroperasi
dari alun-alun tuban sampai kecamatan
Kerek dan hanya ada pada pukul 02.00 sampai 15.00, motor dan sepeda onthel tetapi sepeda onthel sangat
mendominasi, karena umumnya masyarakat memodifikasi sepeda
onthel/pancal dengan perlengkapan manual untuk jasa angkut pertanian dan
lainnya. Jarak dari desa
Gaji ke Kecamatan Kerek adalah ±4 km, membutuhkan waktu 15 menit menggunakan
sepeda motor. Akses jalan di desa Gaji
menuju Kecamatan sangat baik, dan adapun akses jalan di dusun-dusun Desa
gaji cukup baik, dapat diakses menggunakan sepeda motor.
Sarana
sumber air desa yang masih berfungsi berupa; 1 PAM desa, 4 sumur gali, 4 embung/telaga dan 1 bak
umum. untuk dapat mengakses air PAM
warga harus menyambung pipa dengan biaya Rp. 1.000.000,- (untuk uang sambungan)
dan pengadaan pipanisasi berkisar Rp.500.000,- untuk jarak 150 m dari PAM, akan tetapi hal
tersebut tergantung jauh atau tidaknya letak rumah dengan letak PAM dan setiap
bulan membayar RP.50.000sampai Rp.60.000 dari total KK sebanyak 2.135, baru 500
KK yang mampu menyambung pipa dari PAM dan sebagian besar lainnya untuk
mengakses air bersih dengan cara membeli
air dari tetangga yang telah memiliki akses air PAM sebesar Rp.100 sampai Rp.250
per 50 liter maka dalam 1 bulan biaya
yang dikeluarkan adalah ± Rp.25.000/KK.
Sebagian besar warga desa Gaji, tidak memiliki sarana MCK
yang memadai di rumahnya, sehingga seringkali warga memanfaatkan lahan sawah
sebagai tempat buang air besar dan sebagian lainnya menggunakan WC nyemplung.
Hal tersebut diduga disebabkan kurang nya kesadaran terhadap sanitasi dan
rendahnya tingkat pendidikan warga.
Sarana ibadah di desa Gaji didominasi oleh
mushola-mushola milik pribadi, total mushola yang berada di desa gaji adalah ±45
mushola dan 2 masjid yang digunakan sebagai tempat shalat jumat. Di desa gaji,
mushola yang sangat aktif dalam menyelenggarakan pengajian dan berbagai
aktifitas keislaman lainnya. untuk pengajian anak-anak SD samapai SMP terdapat
pembelajaran tajwid, sejarah wali (manaqib), fiqih, akidah akhlak, tartil
qur’an, juz amma & yasinan. Dan untuk orang tua nya pengajian yasinan
setiap hari jumat dan pembacaan kitab nashoul qulibat. Aktifitas pengajian di mushola-mushola di kelola secara
mandiri oleh masing-masing ustadz yang berada dimushola tersebut sehingga warga
akan kurang antusias apabila ada tokoh agama dari luar, datang mengisi pengajian
di mushola tersebut.
2.
Kondisi
Pertanian
Komoditas utama pertanian di desa Gaji
adalah; jagung, padi, kacang tanah, ubi kayu/singkong dan cabe/lombok. Selama 1
tahun terdapat 2 musim tanam (MT). Lahan sawah pada MT 1 ditanami padi dan MT 2
ditanami jagung (kadang tumpang sari jagung-kacang) atau wijen. Pada lahan
ladang/tegalan MT 1 ditanami jagung dan MT 2 ditanami tumpang sari kacang
tanah-ubi kayu/singkong, atau tumpang sari cabe/lombok-ubi kayu/singkong, atau
tumpang sari jagung-kacang.
Disamping
bertani kebanyakan petani juga memelihara ternak berupa kambing, domba dan sapi
sebagai pekerjaan tambahan. Rata-rata perpetani merawat 2-3 hewan ternak.
Setelah dari sawah atau ladang mereka mencari pakan untuk kebutuhan pakan
ternak mereka. Area pertanian
desa Gaji berupa sawah dengan hamparan yang rata dan mengelilingi desa.
Sedangkan untuk ladang/tegalan berada setelah sawah atau mengelilingi sawah.
Tanah sawah berupa tanah liat hitam,
dan ada pula yang agak
berpasir. Lahan ladang/tegalan berupa tanah liat hitam dan merah.
Saluran
irigasi di desa Gaji bisa di bilang tidak ada, yang ada hanya sebatas kali
kecil yang berfungsi ketika hujan turun. Petani mengandalkan sepenuhnya
pengairan pada air hujan. Jika dirasa tanaman kekurangan air petani mengambil
air dari embung/telaga dengan cara menyedot dengan mesin pompa air atau dipikul
(untuk tanaman selain padi). Praktek
bank keliling atau rentenir masih banyak dijumpai meskipun beban bunganya
tinggi hingga mencapai 25 % namun
karena terpaksa petanipun mengambilnya.
Pada
aspek budidaya mayoritas petani masih menggunakan teknik bertani turun-temurun.
Petani belum melakukan perlakuan pada benih, belum menerapkan jarak tanam serta
pemakaian pupuk dan pestisida berdasarkan kira-kira saja. Jenis pestisida kimia
yang sering digunakan petani yaitu Decys,
Regent, Matador, Sponsor dan Furadan. Untuk tanaman jagung petani mayoritas
telah menggunakan benih jagung hibrida seperti Pioneer (P3, P7, P11) dan BISI
2. Hama yang umumnya menyerang lahan
pertanian warga adalah rengit, dan kutu putih. Hal tersebut menyebabkan
turunnya hasil panen hingga 3%.
Jika
keadaan mendesak, hasil panen biasanya petani menjualnya ke tengkulak keliling.
Tengkulak keliling tersebut lalu menjualnya ke tengkulak besar tingkat desa dan
tengkulak besar kemudian menjualnya ke pedagang besar di Surabaya atau kota
besar lainnya. Bagi petani besar,
mereka
menyimpan hasil penennya hingga harga naik, karena biasanya pada musim panen
harganya pasti sangat rendah.
Dua jenis jagung yang ditanam petani, yaitu jagung putih
dan kuning. Jagung kuning diolah sebagai pakan ternak dan jagung
putih untuk
keperluan makan sehari-hari. Jagung dikeringkan lalu disimpan, untuk keperluan
makan sehari-hari mereka mengambilnya sesuai kebutuhan lalu menggilingnya
menjadi tepung lalu
mengolahnya menjadi nasi jagung. Sebagian
besar warga desa gaji, masih mengkonsumsi nasi jagung sebagai pegganti nasi
dari beras.
Kegiatan
gotong royong masih sering dilakukan oleh warga desa Gaji. Beberapa kegiatan
yang sering dilakukan dengan gotong royong yaitu pembangunan sarana umum
sepaerti masjid, musholla, madrasah, jalan dan lain-lain. Pada aktivitas
pertanian yang masih di gotong royong
kan yaitu pada waktu cabut bibit
padi, petani bergantian saling membantu. Pada saat panen jagung sekali-kali
juga masih dilakukan. Ritual
budaya leluhur pada saat tanam padi ada juga yang masih dilakukan misalnya menaruh
takir (daun yang di bentuk wadah) dan diisi berbagai sesaji. Harapanya dengan
ritual seperti ini proses tanam akan lancar, tanaman bagus dan hasilnya
melimpah. Ritual untuk
menyembuhkan anak/orang sakit masih seirng diselenggarakan, menggunakan wayang
orang berwajah perempuan cantik, ayang tersebut dimainkan sebagai pembuka
upacara ruwat dan dilanjutkan do’a
dan pemindahan penyakit/buang sial ke bunga-bunga dan sesaji yg telah
disiapkan. Kemudian sesaji tersebut di buang di suatu tempat, dan keluarga yng
telah di ruwat harus memberikan
bungkusan kepada dalang sebagai ucapan terima kasih.
~***~
thax to :
- Pendamping PT. Karya Masyarakat Mandiri di Tuban
- Pendamping PT. Pertanian Sehat Indonesia di Tuban
- Staff Pemerintah Kecamatan Kerek , Tuban-Jawa Timur
- Staff Pemerintah Desa Gaji, Desa Kanoman, Desa Wolutengah, Desa Gemulung, Tuban-Jawa Timur
- Masyarakat setempat
- Pendamping PT. Karya Masyarakat Mandiri di Tuban
- Pendamping PT. Pertanian Sehat Indonesia di Tuban
- Staff Pemerintah Kecamatan Kerek , Tuban-Jawa Timur
- Staff Pemerintah Desa Gaji, Desa Kanoman, Desa Wolutengah, Desa Gemulung, Tuban-Jawa Timur
- Masyarakat setempat