Fungsi hormon bagi tanaman yaitu mengatur pertumbuhan. Tanaman dapat tumbuh dengan cepat karena ketersediaan hara dan air yang cukup serta asupan hormon dari luar yang optimum. Selain itu pengaruh lingkungan juga sangat berperan.
Secara alamiah hormon dibentuk dalam tubuh tanaman. Kerja hormon tidak pada tempat dimana hormon itu diproduksi. Sebagai contoh auksin, hormon ini di bentuk di pucuk batang dan bekerja di akar sebagai zat pengatur perakaran.
Hormon-hormon dari tanaman berada pada bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada kecambah (toge), hormon sitokinin banyak tersedia pada hati ikan dan air kelapa dan hormon giberelin banyak tersedia di biji jagung.
Banyak hormon-hormon kimiawi yang berkembang di pasaran. Tentu sudah bukan rahasia lagi kalau yang kimiawi menyimpan ketidaktenangan akan bahayanya. Oleh karena itu cukup bijak bila penggunaan hormon tanaman organik mulai menggantinya.
Langkah-langkah membuat hormon organik yaitu:
1. Kelompokkan sumber hormon dan jangan dicampur jadi satu karena tiap hormon memiliki fungsinya masing-masing dan bisa bertolak belakang satu sama lain. Bahan pokok ini diperlukan sebanyak 1 kg.
2. Lakukan penghancuran dengan blender agar proses dekomposisi menjadi lebih cepat. Jangan lupa tambahkan 1 liter air dan 30 gram gula saat menghancurkan.
3. Saring sehingga ampas tidak terbawa agar memudahkan aplikasi dengan sprayer.
4. Fermentasikan dengan menambahkan starter seperti EM-4 sebanyak 1 tutup botol (10 ml).
5. Tutup rapat hingga hari kelima kemudian buka.
6. Buka dan tutup lagi setiap 2 hari sekali hingga hari ke 15.
7. Biarkan hingga mengendap, pisahkan cairan bening untuk diaplikasikan ke tanaman
8. Takarannya 1 tutup botol (10 ml) dicampur 2 liter air
1. Kelompokkan sumber hormon dan jangan dicampur jadi satu karena tiap hormon memiliki fungsinya masing-masing dan bisa bertolak belakang satu sama lain. Bahan pokok ini diperlukan sebanyak 1 kg.
2. Lakukan penghancuran dengan blender agar proses dekomposisi menjadi lebih cepat. Jangan lupa tambahkan 1 liter air dan 30 gram gula saat menghancurkan.
3. Saring sehingga ampas tidak terbawa agar memudahkan aplikasi dengan sprayer.
4. Fermentasikan dengan menambahkan starter seperti EM-4 sebanyak 1 tutup botol (10 ml).
5. Tutup rapat hingga hari kelima kemudian buka.
6. Buka dan tutup lagi setiap 2 hari sekali hingga hari ke 15.
7. Biarkan hingga mengendap, pisahkan cairan bening untuk diaplikasikan ke tanaman
8. Takarannya 1 tutup botol (10 ml) dicampur 2 liter air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar