lembayung fajar dan terik nya mentari menelisik ruang kecil pada dunia ku
deretan kaki-kaki baja ku, senantiasa bersiaga saat sang merah menyalak
sebatang kayu yang memiliki beberapa tutup botol minuman pun sangat bersahabat denganku
hingga tanpa kusadari seringkali aku tenggelam dalam arus kenistaan, selalu ingin meletakkan tangan mungil ku di bawah para deretan kuda-kuda besi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar